THE SUBTITUTE



 "THE SUBTITUTE" 
  PRICELESS LANDCRUISER BJ40 (More than Passionate)





LC FJ40 Kanvas Semasa Muda Saya
 Kecintaan saya terhadap Land Cruiser dimulai ketika masih bersekolah SMP belajar mengemudi mobil dengan menggunakan Land Cruiser FJ40 Kanvas. Land Cruiser merupakan mobil legendaris dengan daya magis sangat kuat, seketika dapat menghipnotis orang yang melihatnya. Besi tua yang sudah berumur puluhan tahun tersebut memang sungguh kharismatik. Dengan beberapa seri Land Crusier yang muncul puluhan tahun lalu mobil dari negeri sakura tersebut melakukan ekspansinya ke berbagai penjuru dunia tak terkecuali negeri kita Indonesia.
LC FJ40 Kanvas Semasa Muda Saya
“Nama saya Pudjo Satriyo Wibowo, saya mengendarai Land Cruiser BJ40 Tahun 1983”.
LC BJ40 "Si Biru"
"Si Biru" LC BJ40 yang terbakar

Hardtop yang saya miliki ini adalah Land Cruiser dengan mesin diesel berkapasitas 2.977 cc. Pertemuan saya dengan “The Subtitute” ini dilatar belakangi oleh suatu kejadian, dimana pada tahun 2010 mobil Hardtop diesel tahun 1982 yang kami panggil “Si Biru” ini terbakar karena kesalahan arus listrik hingga membuat saya mengalami sakit yang bisa dibilang tidak jelas. Periksa ke beberapa dokter nyatanya tidak ada yang mampu menemukan penyebab sakit yang dialami saya, hasil chek up pun normal namun hanya satu dokter yang memperkirakan penyebabnya dan berkata “mungkin ada hobby atau kesukaan bapak yang hilang” tungkasnya (dengan nada bertanya dan sekaligus memberikan sebuah pernyataan). Percaya atau tidak kesembuhan saya diobati oleh sebuah Hardtop merah yang saya dapatkan di Kec. Ambulu tepatnya di daerah  perkebunan. 
Saat itu “Si Biru” memang sedang tak berdaya di sebuah bengkel di daerah Tegal Gede, Kec. Sumbersari. Akhirnya sedikit demi sedikit saya mencoba membangunkan “Si Biru” dari tidur panjangnnya dengan mengirimnya ke sebuah bengkel cat dan memulai kembali untuk mencari seluruh onderdil dan part-part yang dibutuhkan oleh “Si Biru”. Berburu keperluan “Si Biru” nyatanya lebih susah dibandingkan menemukan wujud gagahnya kala membelinya saat itu.
Proses setengah jadi “Si Biru” nyatanya malah membuat anak sulung saya trauma teringat kejadian terbakarnya mobil kesayangan saya ini, karena ketika kejadian tersebut anak sulung saya yang menungganginya. Hingga saya mencari informasi pengganti “Si Biru” melaui staf saya, tak lama kemudian informasi di dapat, saya langsung menuju ke TKP dan sungguh tidak disangka mobil ini bertipe sama yaitu BJ40 tahun 1983 bermesin diesel. Mobil ini milik pensiunan ADM (Administerateur) Perkebunan, melalui proses negosiasi yang cukup alot akhirnya mobil tersebut didapatkan. “Si Biru” tetap menjalani proses restorasinya untuk menjadi utuh kembali. Beberapa bulan kemudian “Si Biru” melenggang ke Sidoarjo menjadi milik adik bungsu saya.  

       BJ40 yang baru di tahun 2011 perlahan mulai saya restorasi, mulai dari menambahkan power stearing dan mengganti ban. Setelah selesai saya lanjutkan dengan mengganti warna cat dari merah menjadi coklat sahara. Pengerjaan restorasi BJ40 ini lumayan memakan waktu sekitar setengah tahun. Beruntung part-part masih lengkap beserta accesoris yang ada jadi saya fokuskan ke pengecatan. Awal tahun 2012 BJ40 ini mulai mengaspal lagi dan saya jadikan kendaraan dinas saya untuk bekerja hingga saat ini. 






BJ40 yang baru di tahun 2011 perlahan mulai saya restorasi, mulai dari menambahkan power stearing dan mengganti ban. Setelah selesai saya lanjutkan dengan mengganti warna cat dari merah menjadi coklat sahara. Pengerjaan restorasi BJ40 ini lumayan memakan waktu sekitar setengah tahun. Beruntung part-part masih lengkap beserta accesoris yang ada jadi saya fokuskan ke pengecatan. Awal tahun 2012 BJ40 ini mulai mengaspal lagi dan saya jadikan kendaraan dinas saya untuk bekerja hingga saat ini.








Komentar